“Tidaklah aku mengutusmu kecuali sebagai rahmat untuk seluruh alam”
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Kiranya dua ayat di atas bisa menjadi sebuah penegasan atas kemuliaan Nabi Muhammad SAW yang selanjutnya memberi pemahaman bahwa bersholawat pada Nabi Muhammad adalah kebutuhan manusia. Bersholawat padanya adalah sebuah amalan yang bisa mendatangkan kebahagiaan dunia maupun akhirat. Sholawat bukanlah sebuah pernyataan akan kelemahan nabi, juga bukan isyarat bahwa nabi membutuhkan do’a dari ummatnya. Tetapi sholawat adalah sebuah pujian yang indikasinya akan kembali dan dirasakan oleh mereka para “sholawater”.
Perlu diperhatikan, cinta pada nabi Muhammad adalah cinta yang tidak akan menemukan titik jenuh karena getaran jiwa yang selalu merindukan nabi Muhammad menyebabkan continuitas seseorang untuk mencari cara untuk mencapai orgasme sesering mungkin. “Orgasme Spiritual” adalah kata yang tepat untuk menggambarkan titik klimaks akan cinta pada nabi Muhammad. Iip Wijayanto sebagai seorang da’I dan penulis menjelaskan bahwa dalam kamus seksologi, orgasme diartikan sebagai sebuah rasa bahagia yang amat sangat, ditandai dengan debar jantung yang ritmenya tidak teratur, nafas yang memburu, dan diakhiri dengan rasa letih yang sangat “nikmat”. Sementara itu, “spiritiual” adalah wahana batin seseorang untuk memanifestasikan kehadiran tuhan dalam dirinya”.
Diluar semua itu, orgasme spiritual sebetulnya adalah sebuah terjemah hati yang muncul sebab miskin kosakata untuk mengungkapkan sebuah istilah yang jarang sekali dirasakan oleh khalayak banyak. Karena sebenarnya ini adalah ungkapan perasaan dari getar-getar kerinduan akan kedamaian batin yang pengalamannya bisa dirasakan dari pergelutan seseorang dengan hal-hal spiritual.
Hiruk pikuk dunia perpolitikan sering kali menjadikan seseorang untuk berusaha mencari ketenangan jiwa agar mereka bisa merasakan kehidupan yang tenang di tengah kekacauan pulitik kehidupan. Adalah sebuah metode canggih yang dilakoni oleh Ayatullah Ruhullah Khumaini ketikia berusaha mencari ketenangan dengan metode “takluk” kepada Allah membawa hasil yang spektakuler ketika gelombang revormasi yang dipimpinnya berhasil menumbangkan rezim Shah Reza Pahlevi. Hal ini ternyata merupakan sebuah momentum yang sangat tepat untuk bisa merasakan orgasme spiritual sebagai impian para pecinta Nabi Muhammad SAW.(Iip Wijayanto,manajemen cinta, 2002)
Gelinjang akibat nikmat yang amat sangat ini telah di isyaratkan oleh al-qur’an dalam surat al-hajj ayat 35: “(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka”. Memandang kesamaan tanda-tanda pencapaian orgasme secara biologis dan spiritual, tentulah tiap orang pasti mendambakan rasa dari kedua pencapaian tersebut.
Dewasa ini, seharusnya sholawat dijadikan resep bagi siapa saja yang mendambakan kedamaian. Bukanlah harta, jabatan dan segala perhiasan dunia yang bisa memberikan kebahagiaan hakiki bagi manusia, tetapi sholawatlah yang bisa mewujudkan kebahagiaan itu. Bukan hal yang mustahil jika kita senantiasa mengingat-ingat kemuliaan Nabi Muhammad SAW, lalu hati kita senantiasa bersholawat padaNya, kita akan merasakan nikmatnya hidup ditengah kekacauan politik dan ekonomi yang marak diperbincangkan saat ini. Ingatlah betapa Nabi sangat mencintai ummatnya, maka kita akan tergerak untuk mencintainya.
Berbagilah Ilmu karena ilmu akan bertambah ketika dibagi dan diberikan pada orang lain. Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan. Bahkan Allah sendiri lewat Al Qur’an meninggikan orang-orang yang berilmu dibanding orang-orang awam beberapa derajat
Page
Artikel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar