Kamis, 17 Juni 2010

Tutuplah Auratmu - Sebuah Otokritik Muslimah Moderen

Aurat adalah bagian tubuh yang tidak pantas untuk diperlihatkan kepada orang lain selain kerabat (mahrom). Al-qur’an telah menjelaskan bahwa menutup aurat adalah wajib bagi semua ummat islam. Tepatnya dalam surat an-nur ayat 31,“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
Secara normatif, perintah menutup aurat sejatinya sangat sesuai dengan sifat-sifat manusia dimana tak seorang pun manusia normal yang mampu menahan gejolak nafsu hewaniyahnya bila melihat aurat orang lain. Terutama para lelaki jika melihat aurat wanita. Mereka tak segan untuk berlaku ubnormal terhadap wanita menskipun mereka mengetahui bahwa perbuatan itu dilarang oleh agama.

Ironisnya, mayoritas wanita muslimah saat ini tidak lagi mengindahkan perintah yang secara gamblang telah dijelaskan dalam al-qur’an, padahal mereka selalu mengutuk para penganut pergaulan bebas. Suguhan serta tontonan aurat wanita dalam televisi, internet dan majalah-majalah sungguh telah mempengaruhi penampilan masyarakat dalam kehidupan nyata. Dengan dalih ngetren mereka sangat leluasa untuk megumbar auratnya.

Paham ngetrenisme ini telah menjadikan bangsa indonesia terbiasa dengan tontonan aurat. Mereka menganggap bahwa itu adalah hal yan sangat wajar. Bahkan siapa saja yang gerah dan tidak setuju dengan keadaan ini dianggap gak gaul atau konservatif.

Kondisi ini sangat jauh dengan gambaran kehidupan yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rosulullah SAW. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Al-Bayhaqi RA, bahwa Rasulullah saw pernah masuk ke kamar Aisyah binti Abu Bakar, istrinya. Sementara itu, Aisyah bersama saudara perempuannya, Asma binti Abu Bakar, mengenakan pakaian tipis. Ketika Rasulullah melihatnya, beliau segera bangkit dan kemudian keluar kamar. Aisyah heran dan kemudian menanyakannya pada Rasulullah. Rasulullah menjawab, ''Tidakkah engkau melihat keadaannya? Ia seperti bukan wanita muslimah yang seharusnya hanya menampakkan ini dan ini [seraya menunjuk pada wajah dan kedua telapak tangan].''

Kalau saja kita lebih jeli melihat masalah ketelanjangan aurat, pastinya kita akan merasa sedih dengan keadaan ini, karena ketelanjangan aurat akan berdampak negatif pada perkembangan moral anak didik kita yang sejatinya adalah para penerus bangsa. Kalau demikian, moral bangsa akan rusak karena ulah bangsanya sendiri.

Saya rasa, negara memiliki andil yang besar dalam masalah ini. Pemerintah sebagai fasilitator, seyogyanya menjadikan masalah ini sebagai salah satu priorotasnya karena jika tidak segera diselesaikan, pornografi, pornoaksi, aborsi dan kasus perzinahan dan pemerkosaan akan semakin meningkat dan mengakar dalam budaya bangsa. Bahkan tidak mustahil, perzinahan akan menjadi budaya dan kebiasaan bangsa indonesia akan datang. Na’udzu billah.

Tidak ada komentar:

Artikel Terbaru

Republika Online